Senin, 12 September 2011

dunia perlu remaja yang berpengetahuan


36 Light Years From Here, New Hope for an Earth-Like Planet

M. Kornmesser/Eso
An illustration of what the planet orbiting the Sun-like star HD 85512b might look like.
European astronomers said Monday that they had found what might be the best candidate for a Goldilocks planet yet: a lump of something about 3.6 times as massive as the Earth, circling its star at the right distance for liquid water to exist on its surface — and thus, perhaps, to host life, as we narrowly imagine it.
The planet, known as HD 85512b, is about 36 light years from here, in the constellation Vela. It orbits its star at about a quarter of the distance that Earth circles the Sun, taking 58 days to make a year. That distance would put it in the star’s so-called habitable zone, if the planet is rocky and has some semblance of an atmosphere — “if everything goes right and you have clouds to shelter you,” as Lisa Kaltenegger of the Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics and the Max Planck Institute for Astronomy in Heidelberg, Germany, summarized it.
Astronomers cautioned, however, that it would take years and observations from telescopes not yet built before those assumptions could be tested and a search for signs of life could be undertaken.
Neither humans nor their robot helpers are likely to be dispatched toward Vela anytime soon. But the finding did vault HD 85512b to the top of a list of the handful of Goldilocks candidates.
The Vela planet was part of a haul of more than 50 new exoplanets — as planets around other stars are called — discussed in a news conference on Monday hosted by the European Southern Observatory. They are the newest fruits of an eight-year observing program by astronomers based at the University of Geneva and led by Stephane Udry and Michel Mayor, working from a telescope at the European Southern Observatory in Chile. About 16 of them are so-called super-Earths, with masses less than 10 times the Earth, further encouraging astronomers that they are on the verge of finding planets like ours. A pair of papers — one with Dr. Mayor as lead author and the other with Francesco Pepe, also of Geneva, as lead author — have been submitted to Astronomy and Astrophysics, describing the planets.
The Geneva astronomers used a sensitive spectrograph known as Harps (an acronym for High Accuracy Radial velocity Planet Searcher) to detect wobble in the stars’ motions as planets swung around them. The wobble technique, however, only reveals the masses of exoplanets. Without further information like the size — which NASA’s Kepler satellite, also in the exoplanet business, measures by seeing the shadows of planets as they cross in front of their stars — or the composition, the astronomers cannot say for sure whether the Vela planet is made of rock, steam, iron, diamonds or something else. Nor can they tell what, if any, atmosphere it has. Kepler will be of no help because its gaze is fixed on a different swath of sky.
The star that the Vela planet circles is known as HD 85512, or Gliese 370, after Wilhelm Gliese, a German astronomer. The star is orange, about two-thirds as massive and about an eighth as luminous as our Sun.
A study led by Dr. Kaltenegger, Dr. Pepe and Dr. Udry concluded that HD 85512b was potentially habitable if it had more than a 50 percent cloud cover.
Dimitar Sasselov of the Center for Astrophysics, who has followed this work but is not part of the team, said that Dr. Kaltenegger and her colleagues made reasonable assumptions. He called the result “very solid” and “a major step in the right direction.”
Others were less impressed by the case for habitability. Sara Seager of the Massachusetts Institute of Technology noted that Dr. Kaltenegger’s model atmospheres were limited to water, carbon dioxide and nitrogen, like the Earth.
“A very terracentric view,” she said in an e-mail.
Dr. Seager said, “Would I bet $1 that this is a habitable planet? No. If I had a space telescope that could look at the atmosphere, would I point to the planet? Yes.”
SIAPA YANG BERTANGGUNGJAWAB PADA PERUBAHAN SIKAP REMAJA


Sebenarnya menjaga sikap dan tindak tanduk positif itu tidak hanya tanggung jawab para guru dan keluarganya, tetapi semua orang, Guru yang selalu mengusahakan keluarganya menjadi garda terdepan dalam memberikan pendidikan dengan sebuah contoh, adalah cerminan komitmen dan pendalaman makna dari seorang guru. Sang guru harus berusaha agar keluarganya baik dan tidak korupsi agar ia dapat mengajari kepada murid-muridnya yang merupakan remaja generasi penerus bangsa memiliki moral dan ahlak baik dan tidak korupsi, berusaha tidak berbohong agar murid-muridnya sebagai remaja yang baik tidak menjadi pendusta, tidak terjaebak dalam kenakalan remaja.

Guru adalah profesi yang mulia dan tidak mudah dilaksanakan serta memiliki posisi yang sangat luhur di masyarakat. Semua orang pasti akan membenarkan pernyataan ini jika mengerti sejauh mana peran dan tanggung jawab seorang guru . Sejak saya baru berusia 6 tahun hingga dewasa, orang tua saya yang merupakan seorang guru, selalu memberikan instruksi yang mengingatkan kami para anak-anaknya adalah anak seorang guru yang harus selalu menjaga tingkah laku agar selalu baik dan jangan sampai melakukan sebuah kesalahan . Seberat itukah, seharus itukah kami bertindak Lantas apa hubungan profesi orang tua dengan dengan anak-anaknya, apakah hanya anak seorang guru yang harus demikian ?.

Peran guru tidak hanya sebatas tugas yang harus dilaksanakan di depan kelas saja, tetapi seluruh hidupnya memang harus di dedikasikan untuk pendidikan. Tidak hanya menyampaikan teori-teori akademis saja tetapi suri tauladan yang digambarkan dengan perilaku seorang guru dalam kehidupan sehari-hari.

Terkesannya seorang Guru adalah sosok orang sempurna yang di tuntut tidak melakukan kesalahan sedikitpun, sedikit saja sang guru salah dalam bertutur kata itu akan tertanam sangat mendalam dalam sanubari para remaja. Jika sang guru mempunyai kebiasaan buruk dan itu di ketahui oleh sang murid, tidak ayal jika itu akan dijadikan referensi bagi para remaja yang lain tentang pembenaran kesalahan yang sedang ia lakukan, dan ini dapat menjadi satu penyebab, alasan mengapa terjadi kenakalan remaja.

Sepertinya filosofi sang guru ini layak untuk di jadikan filosofi hidup, karena hampir setiap orang akan menjadi seorang ayah dan ibu yang notabenenya merupakan guru yang terdekat bagi anak-anak penerus bangsa ini. Akan sulit bagi seorang ayah untuk melarang anak remajanya untuk tidak merokok jika seorang ayahnya adalah perokok. Akan sulit bagi seorang ibu untuk mengajari anak-anak remaja untuk selalu jujur, jika dirumah sang ibu selalu berdusta kepada ayah dan lingkungannya, atau sebaliknya. jadi bagaimana mungkin orang tua melarang remaja untuk tidak nakal sementara mereka sendiri nakal?

Suatu siang saya agak miris melihat seorang remaja SMP sedang asik mengisap sebatang rokok bersama adik kelasnya yang masih di SD, itu terlihat dari seragam yang dikenakan dan usianya memang terbilang masih remaja. Siapa yang harus disalahkan dalam kasus ini. Apakah sianak remaja tersebut, sepertinya tidak adil kalau kita hanya menyalahkan si anak remaja itu saja, anak itu terlahir bagaikan selembar kertas yang masih putih, mau jadi seperti apa kelak di hari tuanya tergantung dengan tinta dan menulis apa pada selembar kertas putih itu . Orang pertama yang patut disalahkan mungkin adalah guru, baik guru yang ada di rumah ( orang tua ), di sekolah ( guru), atau pun lingkungannya hingga secara tanpa disadari mencetak para remaja tersebut untuk melakukan perbuatan yang dapat digolongkan ke dalam kenakalan remaja.

Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua

Tidak mudah memang untuk menjadi seorang guru. Menjadi guru diharapkan tidak hanya didasari oleh gaji guru yang akan dinaikkan, bukan merupakan pilihan terakhir setelah tidak dapat berprofesi di bidang yang lain, tidak juga karena peluang. Selayaknya cita-cita untuk menjadi guru didasari oleh sebuah idealisme yang luhur, untuk menciptakan para remaja sebagai generasi penerus yang berkualitas.

Sebaiknya Guru tidak hanya dipandang sebagai profesi saja, tetapi adalah bagian hidup dan idialisme seorang guru memang harus dijunjung setinggi-tingginya. Idealisme itu seharusnya tidak tergantikan oleh apapun termasuk uang. Namun guru adalah manusia, sekuat-kuatnya manusia bertahan dia tetaplah manusia, jika terpaan cobaan itu terlalu kuat manusia juga dapat melakukan kesalahan.

Akhir akhir ini ada berita di media masa yang sangat meruntuhkan citra sang guru adalah berita tentang pencabulan Oknum guru terhadap anak didiknya. Kalau pepatah mengatakan guru kencing bediri murid kencing berlari itu benar, berarti satu orang guru melakukan itu berapa orang murid yang lebih parah dari itu, hingga akhirnya menciptakan pola kenakalan remaja yang sangat tidak ingin kita harapkan.

Gejala-gejala ini telah menunjukan kebenarannya. Kita ambil saja kasus siswa remaja mesum yang dilakukan oleh para remaja belia seperti misalnya kasus-kasus di remaja mesum di taman sari Pangkalpinang ibukota provinsi Bangka Belitung, lokasi remaja pacaran di bukit dealova pangkalpinang, dan remaja Ayam kampus yang mulai marak di tambah lagi foto-foto syur remaja SMP jebus, ini menunjukkan bahwa pepatah itu menujukkan kebenarannya.

Kerja team yang terdiri dari orang tua (sebagai guru dirumah), Guru di sekolah, dan Lingkungan (sebagai Guru saat anak-anak, para remaja bermain dan belajar) harus di bentuk. diawali dengan komunikasi yang baik antara orang tua dan guru di sekolah, pertemuan yang intensif antara keduanya akan saling memberikan informasi yang sangat mendukung bagi pendidikan para remaja. Peran Lingkungan pun harus lebih peduli, dengan menganggap para remaja yang ada di lingkungannya adalah tanggung jawab bersama, tentunya lingkungan pun akan dapat memberikan informasi yang benar kepada orang tua tentang tindak tanduk si remaja tersebut dan kemudian dapat digunakan untuk mengevaluasi perkembangannya agar tidak terjebak dalam kenakalan remaja.

terlihat betapa peran orang tua sangat memegang peranan penting dalam membentuk pola perilaku para remaja, setelah semua informasi tentang pertumbuhan anaknya di dapat, orang tuapun harus pandai mengelola informasi itu dengan benar.

Terlepas dari baik buruknya seorang guru nampaknya filosofi seorang guru dapat dijadikan pegangan bagi kita semua terutama bagi para orang tua untuk menangkal kenakalan remaja, mari kita bersama-sama untuk menjadi guru bagi anak-anak dan para remaja kita para remaja belia, dengan selalu memberi contoh kebenaran dan memberi dorongan untuk berbuat kebenaran. Sang guru bagi para remaja adalah Orang tua, guru sekolah dan lingkungan tempat ia di besarkan. Seandainya sang guru dapat memberi teladan yang baik mudah-mudahan generasi remaja kita akan ada di jalan yang benar dan selamat dari budaya "kenakalan remaja" yang merusak kehidupan dan masa depan para remaja, semoga.


Jennifer Lopez optimistis dengan cinta

Selasa, 13 September 2011 11:03 WIB | 261 Views
London (ANTARA News) - Juri American Idol Jennifer Lopez kedapatan tengah berkencan bersama dengan bintang Bradley Cooper. Keduanya tampak mesra di sebuah restoran di New York pada pekan lalu.

J-Lo (42) telah berpisah dengan suaminya Marc Antony pada Juli lalu, sebagaimana dikutip dari laman The Sun. Sementara Cooper (42) telah mengakhiri kehidupan asmaranya bersama Renee Zellweger yang telah berjalan dua tahun. Keduanya berpisah pada Maret lalu.

Seorang petugas restoran itu mengatakan, "Mereka berada di sini tidaklah lama." Pada Agustus, J-Lo yang telah menikah tiga kali berharap dapat menemukan kembali cinta. "Saya senantiasa optimistis dengan cinta.

Ketika ia ditanya soal alasan putus hubungan dngan Marc Antony, ia menjawab kepada majalah Vanity Fair, "Ini tentu keputusan yang berat.

"Saya kerapkali memimpikan bahwa kehidupan keluarga saya berjalan langgeng. Kenyataannya, kami menghadapi sejumlah masalah. tetapi toh saya tetap optimistis dengan cinta. Saya masih punya mimpi besar dengan menjalin hubungan keluarga yang baik, dapat mengasuh bayi dan bertindak sebagai ibu yang baik bagi anak-anakku," katanya.

Ia mengaku "masih menyimpan hati" kepada Marc (42). Katanya, "Saya akan selalu menghormati Marc sebagai penyanyi. Kami pernah bekerja bareng dan ia senantiasa mendukung saya."
(*)
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © 2011
Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com

Jumat, 09 September 2011

saran bagi para orang tua

Orangtua para remaja milenium (yaitu anak-anak yang lahir pada dan setelah thn 1982) sangat kebingungan. Para ibu dan ayah tersebut telah memberikan waktu dan perhatian lebih besar bagi anak-anak mereka daripada yg pernah mereka dapatkan dulu, namun tampaknya usaha-usaha tersebut tidak dihargai. Adalah benar mengatakan setiap generasi orangtua tidak merasa nyaman dengan keberadaan anak remaja mereka. Khususnya pada masa sekarang, anggapan itu terasa lebih mengena. Secara umum, upaya yang dilakukan para orangtua sepadan dengan perubahan yang terjadi dari paska kristenisme ke paska modernisme sekarang. Orang tua kita dulu mungkin merasa aneh melihat Elvis dan Beatles, Debby Boone atau Andy Gibb, tapi orangtua sekarang sungguh tidak dapat mengerti bagaimana remaja2 mereka begitu gampang terhibur tapi juga cepat bosan, menerima begitu banyak informasi tapi tetap tidak bijaksana, begitu dimanja tapi tidak dapat diberi kepercayaan.

This article is also available in English:What advice do you give for parents of teens from the Millennial generation?English Answer
Berikut adalah delapan pedoman utama menjadi orangtua remaja generasi milenium:
  1. Kenali diri anda. Mintalah tanggapan mengenai sikap tegas maupun kasih sayang yg anda tunjukkan pada anak-anak. Cari tahu apakah anda atau pasangan anda cenderung over protektif atau permisif. Mengenali diri sendiri dapat menjadi tolok ukur bagaimana memperlakukan anak-anak serta perubahan apa yg mungkin perlu anda lakukan. Tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah.
  2. Libatkan mereka terus menerus. Pelajari sedapat mungkin lingkungan mereka dan sediakan waktu bercakap-cakap. Pembicaraan bermutu kadang memang dapat direncanakan, namun seringkali pembicaraan yg tidak direncanakanlah yg berhasil mempererat hubungan dari hati ke hati. Carilah saat-saat tersebut. Berdoalah agar Tuhan membuka mata anda agar dapat mengenalinya. Baseball mit and bat. Illustration copyrighted.Pasti ada saatnya, hanya kadang kita yang tidak tahu. Saat perjalanan pulang sehabis nonton bola, waktu mau pergi pinjam film, menyiapkan makan malam di dapur, ataupun pada kejadian sehari-hari lumrah lainnya. Tuhan pasti membuka jendela hati seseorang jika saja kita mau mencarinya.
  3. Mendengarkan. Jika anda memakai waktu hanya untuk mengomel, anda tidak akan pernah ketemu saat yg tepat bahkan sampai abad berikutnya. Bertanyalah. Hindari menghakimi atau mengkoreksi. Dengarkanlah. Anak-anak memperhatikan ekspresi mata dan mencocokkannya dgn nada suara anda untuk mengetahui apakah keduanya sejalan. Jika anda berkata mau mendengar namun nada suara anda menghakimi, pintupun akan ditutup rapat-rapat.
  4. Bertanyalah. Jangan langsung masuk pada pokok persoalan, apalagi memberi nasihat-nasihat bijaksana; sekalipun anda benar. Tahan lidah anda dan tanyakan beberapa hal. Ingat, menjalin hubungan dengan anak remaja anda lebih penting dari memaksakan pendapat pada mereka. Dekati anak anda perlahan-perlahan.
  5. Perjelas apa yang telah diutarakan. Anda mungkin perlu memperjelas bentuk pertanyaan seperti:
    • "Gimana perasaan kamu saat itu?"
    • "Terus, apa yang terjadi?"
    • "Waktu dia bilang begitu, gimana ya perasaannya?"
    • "Kamu bilang gitu kan?"
    Keys. Illustration copyrighted.
  6. Berikan cara-cara membuat keputusan. Jangan penuhi remaja anda dengan segala macam tehnik manajemen, walau mereka mungkin sedang membuat perubahan besar dalam hidup anda. Gunakan pendekatan lewat pintu belakang. Temukan saat yang tepat, lalu ajukan satu dua pertanyaan hingga remaja anda mampu merencanakan sesuatu dengan lebih baik. Jika kelihatannya berhasil, anda dapat membuka pintu kedua, katakan kalau anda mengetahui tehnik tertentu yang dapat menjadikannya lebih efektif. Tapi jangan dipaksa! Biarkan remaja anda ingin tahu lebih. Sedikit demi sedikit, ajari mereka untuk merencanakan, membuat prioritas dan menjadwalkan waktu guna mencapai tujuan2 mereka. Bicarakan konsekwensi2 untuk mendorong remaja anda mengenali lebih jauh apa yang ia capai. Jika mereka tahu bahwa keputusan yang baik menjadikan mereka lebih bahagia dan efektif, mereka akan terus termotivasi untuk memakai cara2 tersebut. Tentunya, penggunaan tehnik-tehnik itu semakin mendalam seiring bertumbuhnya rasa tanggung jawab. Jika remaja dibebani rasa tanggung jawab, mereka pasti dapat lebih menerima dan dewasa. Pada setiap langkah, selalu tekankan upaya maupun kemajuan-kemajuan yang perlu dicapai.
  7. Terapkan kehidupan spritual di rumah. Ciptakan kebiasaan dalam keluarga untuk mempercakapkan, merasakan dan mengenali hadirat maupun pemeliharaan Tuhan. Anda dapat menjadikannya bagian dari percakapan makan malam atau mungkin pembicaraan hari minggu sebelum berangkat ke gereja. Anda bisa berkata "Mari kita lihat bagaimana campur tangan Tuhan pada kehidupan kita sepanjang minggu ini". Hal ini juga dapat membantu anda semua berkonsentrasi pada Tuhan maupun firmanNya dalam ibadah hari itu. Saat-saat yang tidak terencana dapat menjadi saat terbaik untuk menanamkan hal spiritual. Saat anda membicarakan hal mana yang penting atau tidak penting dalam hidup, biasakanlah mencari pertolongan Tuhan dalam segala hal. Anda akan terkejut dengan kemurahan, kasih, dan ketetapan-ketetapan-Nya seperti anda belum pernah menerimanya.
  8. Hemat dalam mengoreksi, boros dalam menegaskan. Oke, saya sudah beritahukan sebelumnya kan, ya nggak? Saya ulangi lagi deh. Remaja tidak berbeda dengan kita. Kita memerlukan banyak bantuan dan cinta sepanjang hari, setiap hari. Kita hidup untuk itu. Kita memerlukannya lebih lagi. Perbedaanya hanyalah beberapa remaja “melewati masa itu” yakni proses membentuk dan mengembangkan kepribadian mereka yang berbeda dari kemauan orang tua. Beberapa diantara nya melakukannya dengan baik, tapi lebih banyak yang gagal. Mereka menjengkelkan, tapi perlu dikasihi. Mereka sangat keras kepala tapi perlu kesabaran kita. Mereka sering melampaui batas, tapi mereka perlu kedewasaan dan perhatian kita. Kebanyakan anak-anak yang saya kenal tahu kalau mereka membuat kekacauan. Mereka tidak perlu kita untuk memberitahukan hal itu. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah merangkul mereka dan bertanya "Saya sangat sayang padamu, apa yang dapat saya lakukan?" Hal inilah yang memunculkan keajaiban bagi remaja dan hubungannya dengan anda.Pernahkah Anda bersikap keras? Pernahkah Anda berkata "Tidak!" Pernahkah anda mempraktekkan kasih yang benar-benar kuat untuk mengubahkan kehidupan remaja Anda? Tentu saja jika diperlukan. Jika anda mempraktekkan prinsip-prinsip tersebut, tentunya kita tidak perlu terlalu sering berkonfrontasi. Jika perlu, saya sarankan anda menemui pendeta atau penasihat Kristen yang dapat membantu anda berkomunikasi dengan baik dan menaruh harapan yang wajar. Seringkali, para penasihat menemukan bahwa problem yang dihadapi anak adalah sistemik, yaitu anak merefleksikan kesulitan seluruh anggota keluarga dalam berkomunikasi dan membina hubungan. Ini adalah kesempatan bagi semua untuk belajar dan bertumbuh. Mungkin agak menyakitkan, namun dapat menjadi pengalaman positif yang berharga bagi keluarga.
Group of friends. Illustration copyrighted.Anak remaja anda mungkin berbeda sedikit dari remaja lainnya. Setiap generasi memiliki kadar motif, gaya hidup, harapan dan mimpi yang berbeda. Tapi lingkungan sekolah dan pergaulan remaja anda sekarang sangatlah berbeda dari apa yang anda atau saya alami. Anda perlu tahu sehingga dapat mewaspadai bahaya serta segala kemungkinan yang ada.Generasi milenium bukanlah sekelompok anak muda yang sulit dihadapi. Bahkan sebagai suatu kumpulan, merekalah hal yang paling menarik diamati pada masa ini. Mereka merasa memerlukan; mereka perlu keeratan hubungan; perlu tokoh yang dapat dipercaya. Jika saja kita dapat mengerti mereka, kita dapat secara tepat menciptakan lingkungan rumah kita seperti keinginan mereka serta menunjukkan makna hidup yang sebenarnya.

[ Jika informasi ini berguna, pertimbangkanlah dalam doa untuk memberi sumbanganguna membantu menutupi biaya-biaya agar menjadikan pelayanan yang membangun iman ini tersedia bagi Anda dan keluarga Anda! Sumbangan bersifat tax-deductible (di Amerika). ]
Diterjemahkan oleh: Linda Rooroh
Penulis: Dawson McAllister dari Dawson McAllister Live!. Diambil dengan izin dari buku Dawson Saving the Millennial Generation, © 1999, Thomas Nelson Publishers.
Hak Cipta © 2001, Dawson McAllister Live !, Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang - kecuali sebagaimana dinyatakan pada halaman "Usage and Copyright" terlampir yang memberi kepada pengguna ChristianAnswers.Net, hak untuk menggunakan halaman ini untuk pekerjaan di rumah, kesaksian pribadi, di gereja-gereja maupun sekolah-sekolah.